Memaknai Q.S. At Taubah Ayat 18: Wisata Religi di Masjid Agung Jawa Tengah Semarang

Foto: Pembawa acara BBA di depan wisata religi Masjid Agung Jawa Tengah Semarang.
Sumber: Dokumen pribadi

SUKOHARJO, sekolah Islam SMP Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus (PK) Kartasura kembali mengadakan acara Bincang-Bincang Alkautsar (BBA) melalui siaran langsung akun youtube ALKAPRO TV. BBA merupakan acara rutin yang diadakan sepekan sekali oleh SMP Muhammadiyah Alkautsar dengan tujuan untuk membagikan berbagai informasi yang dapat menambah wawasan siswa, baik dari akademik maupun nonakademik.

Sorela mengatakan bahwa MAJT diresmikan pada 14 November 2006 oleh Presiden SBY ditandai dengan batu prasasti setinggi 3,2 meter dan seberat 7,8 ton. Batu prasati tersebut juga secara khusus diambil dari lereng Merapi. Prasasti tersebut dipahat oleh Nyoman M. Alim. Pada peresmian MAJT, secara khusus Presiden RI saat itu Susilo Bambang Yudhoyono didampingi oleh K.H. Habib Lutfi bin Ali Yahya, K.H. M.A. Sahal Mahfud, serta Menag Maftuh Basyuni dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu, serta Gubernur H. Mardianto dan wakilnya Drs. H. Ali  Mufiz, M.P.A. Sementara lokasi MAJT berada di Jalan Gajah Raya, kelurahan Sambirejo, kecamatan Gayamsari, kota Semarang.

Sorela juga menjelaskan bahwa MAJT memiliki arsitektur yang unik karena masjid tersebut memadukan ciri bangunan Jawa, Yunani, dan Timur Tengah. Gaya bangunan Timur Tengah terlihat dari kubah dan empat minaretnya, gaya bangunan Jawa terlihat dari atap yang berada di bawah kubah utama, sementara gaya bangunan Yunani terlihat dari dua puluh lima pilar kolasium yang dipadu dengan kaligrafi. “Perpaduan bangunan seperti yang terdapat pada MAJT dalam ilmu sosial dapat disebut sebagai akulturasi. Akulturasi merupakan perpaduan budaya tanpa menghilangkan ciri dari masing-masing budaya tersebut.” Ungkap Sorela.

Pada kesempatan tersebut, Sorela juga menyempatkan salat di dalam MAJT. Selain itu, dia juga berkeliling melihat keistimewaan-keistimewaan yang ada pada masjid tersebut. Berdasarkan informasi yang diperoleh, masjid tersebut dibangun di atas lahan 10 hektare sehingga dapat menampung sekitar 30 ribu jamaah. Selain itu, MAJT juga dilengkapi dengan payung hidrolik yang dapat dibuka tutup secara otomatis. Payung tersebut biasanya dibuka pada momen tertentu, misalnya salat Jumat, Idul Fitri, dan Idul Adha. Payung tersebut merupakan adaptasi dari masjid Nabawi. MAJT juga memiliki ruang utama dua lantai, empat menara di luar, dan satu menara tinggi Al Husna. Menara Al Husna tersebut dapat digunakan untuk melihat pemandangan kota Semarang dan sekitarnya. Menara tersebut juga terdapat museum dan tempat makan.

Pada kesempatan tersebut, Sorela juga mengajak Sobat BBA pergi ke menara Al Husna. Sebelum itu, dia membayar tiket masuk perorang sebesar Rp10 ribu. Sampai di atas, Sorela mengajak Sobat BBA melihat pemandangan kota Semarang dan sekitarnya menggunakan teropong. Sorela juga menyempatkan untuk berswafoto mengabadikan momen keindahan tersebut dengan latar belakang kota Semarang.

Menurut Jepri Nugrawiyati (Pengunjung MAJT) mengatakan dirinya terpesona melihat keindahan Masjid Agung Jawa Tengah. Dia bersama keluarganya sengaja berwisata ke MAJT setelah mengetahui informasinya dari instagram. “Saya dapat informasi masjid ini dari instagram dan kelihatannya ramah anak, jadi saya memutuskan pergi ke sini bersama keluarga. Kesan saya pertama kali datang ke masjid ini saya langsung terpesona dengan kemegahannya.” Ungkap wanita asal Ponorogo tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Beni Arif Hidayat (Humas MAJT), nama masjid tersebut diambil dari kesepakatan para tokoh agama dan pemerintah yang merupakan turunan dari masjid agung kauman Semarang. Sementara lahan masjid tersebut masih bagian dari kepemilikan masjid agung kauman Semarang. Adapun fasilitas yang ada pada MAJT menurut Beni terdapat fasilitas peribadatan, ekonomi, serta sosial. Fasilitas peribadatan berupa bangunan masjid untuk salat, fasilitas ekonomi terdapat pada menara Al Husna sebagai tempat wisata, gedung pertemuan, hotel, serta souvenir shop untuk memberdayakan UKM masyarakat muslim setempat. Sementara fasilitas sosial pengembangan kebudayaan terdapat pada perpustakaan dan tempat pelatihan manasik haji. “Harapannya setelah didirakannya Masjid Agung Jawa Tengah ini, pusat peradaban Islam akan semakin berkembang di wilayah sekitar karena lokasi ini didukung oleh beberapa fasilitias-fasilitas yang mendukung.” Ungkap Humas MAJT. Pada akhir acara, Sorela juga mengajak Sobat BBA untuk lebih memaknai Islam keterkaitannya dengan wisata di MAJT dengan mengutip Q.S. At Taubah: 18, yang artinya “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”


Posted

in

by

Tags: