
Sumber: Dokumen pribadi.
Sukoharjo, SMP Muhammadiyah Al-Kautsar PK kembali mengadakan podcast pada 1 April 2021. Acara tersebut merupakan program rutin yang diadakan sekali dalam tiap pekan melalui akun youtube ALKAPRO TV. Sementara tema yang diangkat pada Bincang-Bincang Alkautsar (BBA) episode tersebut, yakni dalam rangka penanggulan barang terlarang “Generasi Emas Tanpa Narkoba”.
Tema tersebut dianggap sangat penting untuk disosialisasikan kepada siswa-siswi SMP Muhammadiyah Alkautsar karena Indonesia sedang berada pada darurat narkoba. Hal itu disampaikan secara langsung oleh Rochmad Wahyu Saputro (Guru) selaku pembawa acara pada program BBA. Rochmad mengatakan jika hal tersebut merupakan situasi yang sangat tidak baik apabila terus dipertahankan. Seperti informasi yang diketahuinya, penyalahgunaan narkoba semakin tahun justru terus meningkat, bahkan pengguna narkoba tidak hanya pada kalangan dewasa ataupun remaja saja melainkan hingga kalangan anak-anak dan ibu rumah tangga. Kendati demikian, narkoba tidak hanya menyerang pada kalangan ekonomi atas, tetapi kalangan menengah bahkan bawah menjadi sasarannya. Hal tersebut terjadi karena faktor peredaran narkoba yang semakin mudah didapatkan.
“Penanggulangan narkoba sekarang ini bukan hanya tugas dari pemerintah saja, justru yang lebih dekat adalah kita semua sebagai makhluk sosial memiliki tanggung jawab untuk menanggulangi narkoba secara bersama.” Ungkap Rochmad. Rochmad juga menyampaikan bahwa penanggulan narkoba dapat dilakukan dengan cara melakukan sosialisasi anti narkoba. Pada kesempatan tersebut, tim BBA mengundang The Balngkon sebagai narasumber. Pada awal acara, The Blangkon membawakan sebuah lagu dengan gitar yang berisi pesan kepada kita semua untuk menjauhi barang berbahaya bernama narkoba. The Blangkon merupakan sebuah grup yang terdiri dari Hilarius Mukti Catur dan Agus Widanarko (Aktivis Anti Narkoba dan Pengamat Sosial).
Pada kesempatan tersebut Agus mengawali pembicaraan dengan mengutip lirik lagu yang mereka buat sendiri, yakni “Hidupmu asyik, hidupmu gayeng. Maksudnya kalau kita asyik-asyik saja maka hidup kita akan gayeng, tanpa perlu narkoba. Karena jika sudah narkoba maka hidupmu akan sangat menyengsarakan jadi tidak merasakan gayeng.” Agus juga menceritakan pengalamannya ketika dulu bergabung dengan The Blangkon, dia sendiri giat melakukan sosialisasi anti narkoba. Kemudian dia bertemu dengan Catur (mantan pengguna narkoba) bersama-sama melakukan sosialisasi anti narkoba. Dia menceritakan awal-awal melakukan penyuluhan menggunakan sulap untuk memberikan kesan yang dapat diingat oleh para peserta hingga akhirnya menggunakan lagu atau nyanyian seperti yang dilakukan sekarang dengan Catur. Cara tersebut keduanya lakukan supaya peserta mudah terkesan, kemudian setelahnya akan mengikuti setiap pesan anti narkoba yang disampaikan.
Pada sosialisasi tersebut, Agus menyampaikan bahwa apabila memang sudah terlanjur ada yang menjadi pengguna narkoba maka tugas kita adalah jangan membuly atau mengasingkan, akan tetapi justru tugas kita adalah untuk merangkulnya untuk kembali ke jalan yang benar. Menurut Agus, pengguna narkoba memiliki hak dan perlindungan hukum untuk melakukan penyembuhan, bahkan terdapat beberapa tempat rehabilitasi yang gratis.
Agus menjelaskan dalam lingkup pengguna narkoba terdapat dua jenis, yakni pengguna yang ingin sembuh dan pengguna yang nyaman dengan kondisi tersebut. Adapun pengguna yang ingin sembuh dapat menyerahkan diri untuk rehabilitasi tanpa harus kuatir diproses hukum. Sementara alurnya dapat dilakukan dengan melaporkan diri ke keluarga, kemudian ke pihak kepolisian atau pihak penanggulangan narkoba yang dikelola pemerintah atau kepada aktivis anti narkoba seperti Agus dan Catur. Menurut Agus, pengguna jenis ini akan dilindungi hukum karena dalam proses penyembuhan. Sementara jenis pengguna yang kedua adalah mereka para pengguna yang kemudian ketika polisi melakukan razia dan mereka tertangkap maka pengguna tersebut secara otomatis akan diproses secara hukum.
Agus menjelaskan seseorang yang sudah terkena narkoba dapat dikenali dari ciri-ciri fisiknya, akan tetapi kita juga tidak bisa langsung mengatakan seseorang tersebut sudah terkena walaupun sudah melakukan identifikasi secara fisik. Ciri-ciri tersebut, di antaranya dari rambut yang acak-acakan, sering memegang hidung dan sekat hidung bolong, kelopak mata menghitam dan mata merah, gigi banyak yang ompong, memiliki badan yang tiba-tiba kurus atau sebaliknya. Sementara secara psikologis, menurut Agus seorang yang sudah terkena efek narkoba akan tidak nyambung jika diajak berkomunikasi, sulit mengendalikan emosi, serta memiliki rasa kecurigaan yang tinggi.
Pada akhir acara, Agus juga menyampaikan efek yang paling berbahaya dari narkoba adalah ketika pengguna sudah menjadi pecandu karena setiap hari dia harus menggunakan barang haram tersebut sehingga jika tidak memiliki uang, seorang yang sudah tercandu narkoba akan menjual apapun yang dimiliki bahkan milik orang lain demi mendapatkan narkoba tersebut. Agus dan Catur juga berpesan kepada seluruh siswa-siswi SMP Muhammadiyah Alkautsar untuk menjauhi diri dari narkoba dan jangan sekali-kali untuk mencobanya karena narkoba bukan mainan, lebih baik menjadi pecandu prestasi yang dapat membahagiakan orang tua. Rochmad selaku pembawa acara menutup acara tersebut dengan memberikan kutipan “Narkoba bukan solusi untuk pemecah masalah, narkoba justru menjadi penambah masalah”.